Posted by : Muhammad Rachman Afandi Esa
Friday, 31 August 2012
Salah satu hikmah
penting yang terkandung dalam ibadah Ramadhan adalah dilatihnya kepekaan
dan kepedulian kita terhadap sesama, terutama terhadap kaum dhuafa.
Di Hari Pramuka ke-51 ini, 14 Agustus
2012, Gugus Depan 02.029 - 02.030 Tunas Kelapa Samarinda menyikapi hal
tersebut dengan melakukan aksi di lingkungan perempatan Mal Lembuswana
Samarinda, mulai pukul 17.00 sampai dengan 19.00 WITe. Aksi tersebut
terbagi atas dua kegiatan; yaitu (1) membagikan 1.000 ta’jil kepada kaum
miskin dan dhuafa, serta masyarakat umum lainnya (pengendara bermotor);
dan (2) atraksi teknik kepramukaan, berupa pioneering, semaphore; dan
kolonel tongkat.
“Kita lakukan aksi ini untuk menunjukkan
eksistensi Gerakan Pramuka pada umumnya, dan Gudep Tunas Kelapa
khususnya, tepat di Hari Pramuka ini” ungkap kak Achmat Indarto selaku
KaMabigus. “Kita ingin menunjukkan dan membuktikan bahwa kita memiliki
kepedulian kepada sesama, kita juga ingin mempersembahkan kepada
masyarakat atraksi keterampilan kepramukaan yang menghibur” lanjutnya.
Pembagian ta’jil dilakukan oleh 32
anggota penggalang dan penegak, dengan menelusur setiap markah jalan dan
pembatas jalur di sepanjang perempatan Mal Lembuswana yang biasanya
dimanfaatkan mereka untuk mengais rejeki dengan mengemis, mengasong,
mengamen, dan jasa lainnya. “Selain untuk kaum dhuafa yang berada di
lingkungan ini, kami juga membagikan ta’jil kepada pengendara bermotor”
kak Purwono, Koordinator Pembagian Ta’jil menjelaskan. “Kalau masih
seliweran di perempatan pada jam-jam seperti ini, pasti mereka perlu
ta’jil sebelum sampai di tempat tujuan untuk berbuka puasa dengan
keluarga” tambahnya.
Disinggung mengenai jumlah ta’jil yang
tidak sedikit ini, kak Hery Rahmat, Ketua Panita Bakti Ramadhan Gudep
Tunas Kelapa Samarinda, yang juga merupakan anggota DKD Gerakan Pramuka
Kalimantan Timur menjelaskan “Subhanallaah, kami sendiri tidak menyangka
pada tahun ini kami dapat menghimpun 1.000 ta’jil untuk dibagikan. Kami
mendapat dukungan yang sangat kuat dan tak terduga dari para orang tua
adik-adik Penggalang dan Penegak.”
Sesungguhnya, kegiatan membagi-bagikan
sesuatu di perempatan secara gratis, sudah sangat lazim dilakukan, baik
untuk memperingatkan masyarakat tentang momen atau nilai moral sesuatu,
maupun promosi barang/jasa. “Yang membuat aksi yang dilakukan oleh Gudep
Tunas Kelapa Samarinda ini menjadi berbeda adalah karena yang dibagikan
adalah sebuah keperluan mendesak (yaitu ta’jil), momennya di bulan
Ramadhan, dan publikasi yang kami lakukan adalah dengan unjuk
keterampilan kepramukaan. Kami tidak menggunakan teriakan dan nyanyian
sinis, juga tidak menggunakan spanduk dengan tulisan sindiran atau
hujatan” kak Sulamto, salah satu Pembina Pramuka Gudep Tunas Kelapa
menerangkan. “Yang kami tawarkan adalah rasa kasih sayang yang berbalut
hiburan, itu saja” lanjutnya.
Bagi masyarakat umum yang melihat 18
anggota Pramuka Penggalang Gudep Tunas Kelapa Samarinda beraksi membuat
menara dari tongkat pramuka (pioneering), menggunakan simpul-simpul,
beratraksi di puncaknya, mungkin terlihat ekstreem dan luar biasa. “Bagi
kami ini hal yang biasa. Hanya perlu sekali kali gladi sebelum
dilakukannya aksi ini. Hal tersulit adalah menjaga kekompakan dan
memelihara mood dalam tim, maklumlah, kami juga berpuasa” ungkap Kak M.
Didik. Koordinator Kegiatan Atraksi Kepramukaan.
Atraksi yang dilakukan hanyalah untuk
menarik perhatian dan memberikan hiburan. Mengenai dampak aksi ini
terhadap arus lalu-lintas, Kak Kemis selaku Kalantas Polresta Samarinda
mengungkapkan, “Aksi yang mereka lakukan hanya memakan ruang lalu-lintas
yang sangat sedikit. Samasekali tidak mengganggu, tidak ada masalah.
Apalagi mereka adalah anggota Pramuka yang sudah terbiasa tertib dan
disiplin dalam setiap kegiatannya.”
Selain berkoordinasi dengan Kepolisian
Kota Samarinda, aksi ini juga didukung penuh oleh Saka Bhayangkara Kota
Samarinda, dengan menurunkan anggotanya sebanyak 16 orang, guna turut
menata arus dan kelancaran lalu-lintas. “Rugi kalau kami tidak ikut
terlibat dalam aksi seperti ini. Kami juga anggota Pramuka, pasti
pengupayakan yang terbaik yang kami mampu lakukan untuk pramuka,
terutama di hari jadinya yang ke-51 ini” ungkap kak Rudy, Pamong Saka
Bhayangkara Samarinda.
Apakah aksi ini berdampak positif bagi
masyarakat secara umum, atau bagi citra Gerakan Pramuka secara khusus?
Apakah unjuk bakti ini hanya akan terjadi pada peringatan hari tertentu
saja? Tentu jawabannya tidak serta-merta kita dapatkan. Mengutip
komentar Rusdiana, orang tua salah seorang anggota pramuka putri yang
ikut dalam aksi ini mengutarakan. “Jujur saja, saya iri dengan mereka
yang unjuk aksi hari ini, sekaligus kangen dengan masa-masa Pramuka saya
dulu. Dukungan dana saja bagi mereka saya kira tidaklah cukup, semangat
dan kepercayaan sangat mereka butuhkan.” Lanjutnya “Kenyataannya
dengan ikut Pramuka, apalagi di bulan Ramadhan ini, kami rasakan
anak-anak kami menjadi semakin baik. Haru dan bangga melihat mereka,
tapi saya pantau dari kejauhan saja.”
“Kegiatan ini sudah dimulai sejak
Ramadhan tahun lalu (2011) dengan 120 ta’jil. Insya Allah, akan kita
budayakan setiap tahunnya, meskipun tidak selalu berbarengan dengan
momen Hari Pramuka” ungkap kak Dian Salvani, salah satu Pembina Gudep
Tunas Kelapa Samarinda. “Kami juga tengah mengupayakan aksi-aksi
lainnya, terutama aksi yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan dan
kehidupan masyarakat secara umum. Semua ini dimaksudkan agar Gerakan
Pramuka tidak menjadi gerakan yang santer hanya di musim liburan sekolah
saja, namun gerakan yang memiliki karya berkesinambungan” lanjutnya.
Sukses penyelenggaraan aksi tahun ini
memang tidak semata-mata hasil kerja keras Gudep Tunas Kelapa sebagai
penggagas, namun juga karena dudungan berbagai pihak. “Terima kasih
untuk Porlesta Samarinda, dan Saka Bhayangkara Samarinda. Terima kasih
pula bagi para orangtua, dan seluruh anggota pramuka Gudep Tunas Kelapa
Samarinda, termasuk yang non muslim, terima kasih atas ketulusan
bertoleransinya. Semoga di tahun berikutnya kita dapat berbuat lebih
baik lagi” demikian harapan KaMabigus.
Memanfaatkan momen Ramadhan memang
bukanlah hal yang teramat istimewa. Namun jika diiringi dengan komitmen
dan keikhlasan berbakti, bukan tidak mungkin ide Gudep Tunas Kelapa
Samarinda untuk menjadikan setiap 14 Ramadhan (mulai tahun depan/ 1434
H) sebagai Hari Ta’jil Pramuka, akan menjadi agenda pasti bagi Gerakan
Pramuka di Samarinda khususnya, Insya Allaah.
(Sumber berita: Gudep Tunas Kelapa Samarida-Kwarda Kaltim, Kak Ali Khatam)