TERNATE – Aksi demo penolakan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) ternyata masih berlanjut hingga Rabu (19/6) kemarin. Bahkan aksi mahasiswa kali ini terbilang lebih besar, masif dan bahkan lebih agresif. Terbukti ratusan mahasiswa dari berbagai kampus di Maluku Utara melakukan aksi di depan eks Kantor Gubernur Malut.
Selain menolak kenaikan harga BBM, mahasiswa juga mengutuk keras dan meminta pertanggungjawab polisi atas peristiwa penembakan yang dilakukan anggota polisi terhadap enam mahasiswa serta satu orang wartawan Senin (17/6) lalu. Wakapolda Malut Kombes (Pol) Edward Sjahpernong, Kapolres Ternate AKBP Selamat Topan, Wakil Wali Kota Ternate Arifin Djafar, Dandim 1501 Ternate Letkol (Inf) Saiful Mashuri, terlihat berada di lokasi memantau jalanya aksi.
Aksi yang dimulai pukul 10.00 dan berakhir pukul 15.00 itu, berlangsung ricuh. Usai berorasi, mahasiswa yang ‘dendam’ dengan aparat lantas terlibat saling ejek yang membuat massa aksi meleparkan batu ke arah polisi yang dibalas dengan tembakan gas air mata, semprotan air dari mobil water cannon dan lemparan batu.
Tidak hanya polisi, sejumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan anggota Sat Pol PP Pemkot Ternate yang menggunakan fasilitas eks Kantor Gubernur juga ikut menganiaya beberapa mahasiswa.
Kericuhan aksi kemarin, membuat tiga mahasiswa terluka karena dihajar polisi dan PNS. Selain mahasiswa, kontributor Indosiar Malut, Darwis Gorontalo juga terluka di lengan kanan atas karena terkena lemparan batu. Dua orang anggota polisi juga terluka karena terkena lemparan batu.
Para korban langsung dirawat di rumah sakit. Dalam aksi kemarin, polisi mengamankan 16 mahasiswa di Polres Ternate. Satu unit mobil Avanza nomor polisi DG 1907 K dan dua unit motor yang diparkir di pintu masuk Dermaga Residen dirusak massa aksi. Sejumlah fasilitas umum di Jalan Pahlawan Revolusi juga rusak terkena lemparan batu, seperti Pos Polisi KP3 dan Pospol Tomang.
Bentrok mahasiswa dan polisi kemarin pecah dua kali. Bentrok pertama terjadi sekitar pukul 12.00, yang bermula saat mahasiswa membakar ban bekas di depan eks kantor gubernur dan berusaha dipadamkan polisi. Mahasiswa sempat memukul mundur polisi hingga di depan Makodim 1501 Ternate. Mahasiswa baru mundur ketika ada sejumlah aparat TNI yang turun tangan setelah markas Kodim terkena lemparan batu mahasiswa.
Setelah bentrok, aksi terus dilanjutkan. Mahasiswa masih tetap berorasi di depan eks Kantor Gubernur yang dikawal ratusan aparat kepolisian hingga pukul 14.30. Situasi kembali tegang ketika terjadi adu mulut antara mahasiswa dan polisi.
Mahasiswa kemudian, kembali melemparkan batu kearah polisi hingga terjadi kejar-kejaran di Jalan Pahlawan Revolusi. Massa aksi dipukul mundur aparat kepolisian hingga di depan Pelabuhan Ahmad Yani, yang kemudian membubarkan diri.
16 mahasiswa yang diamankan di Polres Ternate diinterogasi terkait aksi kemarin. Tiga mahasiswa hingga kini masih dirawat di rumah sakit. Sementara satu wartawan dan dua anggota polisi dipulangkan setelah menjalani perawatan.
Kabid Humas Polda Malut, AKBP Hendry Badar menegaskan, Polda Malut masih akan tetap siaga guna mengantisipasti pengamanan adanya bentrok susulan. Untuk 16 mahasiswa yang ditahan di Polres Ternate katanya, belum ada kepastian kapan dibolehkan pulang, karena masih diinterogasi. “Kalau untuk yang korban, biayanya akan ditanggung Polda Malut,”pungkasnya.
Sementara aksi penembakan yang dilakukan terhadap okum polisi terus menuai kecaman. Kali ini datang dari ketua Badan Koordinasi Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia Maluku Utara, Hasbi Yusuf. Menurutnya kejadian ini bisa dihindari jika aparat keamanan bisa menahan diri dan melakukan pendekatan persuasif.
Mahasiswa oleh sebagian oknum polisi katanya, sudah dianggap sebagai lawan karena itu harus dipukul dan ditembak. “Kejadian ini bisa dihindari jika aparat keamanan bisa menahan diri dan melakukan pendekatan persuasiv,”kata Hasbi melalui rilisnya yang dikirimkan ke Redaksi Malut Post. (lex/one)
Aksi yang dimulai pukul 10.00 dan berakhir pukul 15.00 itu, berlangsung ricuh. Usai berorasi, mahasiswa yang ‘dendam’ dengan aparat lantas terlibat saling ejek yang membuat massa aksi meleparkan batu ke arah polisi yang dibalas dengan tembakan gas air mata, semprotan air dari mobil water cannon dan lemparan batu.
Tidak hanya polisi, sejumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan anggota Sat Pol PP Pemkot Ternate yang menggunakan fasilitas eks Kantor Gubernur juga ikut menganiaya beberapa mahasiswa.
Kericuhan aksi kemarin, membuat tiga mahasiswa terluka karena dihajar polisi dan PNS. Selain mahasiswa, kontributor Indosiar Malut, Darwis Gorontalo juga terluka di lengan kanan atas karena terkena lemparan batu. Dua orang anggota polisi juga terluka karena terkena lemparan batu.
Para korban langsung dirawat di rumah sakit. Dalam aksi kemarin, polisi mengamankan 16 mahasiswa di Polres Ternate. Satu unit mobil Avanza nomor polisi DG 1907 K dan dua unit motor yang diparkir di pintu masuk Dermaga Residen dirusak massa aksi. Sejumlah fasilitas umum di Jalan Pahlawan Revolusi juga rusak terkena lemparan batu, seperti Pos Polisi KP3 dan Pospol Tomang.
Bentrok mahasiswa dan polisi kemarin pecah dua kali. Bentrok pertama terjadi sekitar pukul 12.00, yang bermula saat mahasiswa membakar ban bekas di depan eks kantor gubernur dan berusaha dipadamkan polisi. Mahasiswa sempat memukul mundur polisi hingga di depan Makodim 1501 Ternate. Mahasiswa baru mundur ketika ada sejumlah aparat TNI yang turun tangan setelah markas Kodim terkena lemparan batu mahasiswa.
Setelah bentrok, aksi terus dilanjutkan. Mahasiswa masih tetap berorasi di depan eks Kantor Gubernur yang dikawal ratusan aparat kepolisian hingga pukul 14.30. Situasi kembali tegang ketika terjadi adu mulut antara mahasiswa dan polisi.
Mahasiswa kemudian, kembali melemparkan batu kearah polisi hingga terjadi kejar-kejaran di Jalan Pahlawan Revolusi. Massa aksi dipukul mundur aparat kepolisian hingga di depan Pelabuhan Ahmad Yani, yang kemudian membubarkan diri.
16 mahasiswa yang diamankan di Polres Ternate diinterogasi terkait aksi kemarin. Tiga mahasiswa hingga kini masih dirawat di rumah sakit. Sementara satu wartawan dan dua anggota polisi dipulangkan setelah menjalani perawatan.
Kabid Humas Polda Malut, AKBP Hendry Badar menegaskan, Polda Malut masih akan tetap siaga guna mengantisipasti pengamanan adanya bentrok susulan. Untuk 16 mahasiswa yang ditahan di Polres Ternate katanya, belum ada kepastian kapan dibolehkan pulang, karena masih diinterogasi. “Kalau untuk yang korban, biayanya akan ditanggung Polda Malut,”pungkasnya.
Sementara aksi penembakan yang dilakukan terhadap okum polisi terus menuai kecaman. Kali ini datang dari ketua Badan Koordinasi Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia Maluku Utara, Hasbi Yusuf. Menurutnya kejadian ini bisa dihindari jika aparat keamanan bisa menahan diri dan melakukan pendekatan persuasif.
Mahasiswa oleh sebagian oknum polisi katanya, sudah dianggap sebagai lawan karena itu harus dipukul dan ditembak. “Kejadian ini bisa dihindari jika aparat keamanan bisa menahan diri dan melakukan pendekatan persuasiv,”kata Hasbi melalui rilisnya yang dikirimkan ke Redaksi Malut Post. (lex/one)
-----------------------------------------------------------------------------------
Demo Anarkis Batalkan Agenda DPRD
TERNATE – Demo anarkis menolak kenaikan harga BBM di DPRD Kota Ternate pukul 15.00 WIT kemarin (18/6), menyebabkan anggota DPRD dan pegawai sekretariat melarikan diri.
Pantauan Malut Post, mereka terlihat panik karena pendemo melempari gedung DPRD, sehingga memecahkan kaca depan gedung pecah. Pantauan Malut Post, massa pendemo yang merupakan mahasiswa, bermaksud pulang ke kampus setelah menggelar aksi di swering hingga ke kawasan tapak. Tiba di depan DPRD, mereka tiba-tiba melempari gedung DPRD dengan batu. Aksi ini mendapat balasan dari anggota Satpol PP. Meskipun hanya berlangsung sekitar 30 menit, namun membuat penghuni DPRD ketakukan dan mereka langsung kabur.
Akibat insiden ini, Komisi I membatalkan agenda pembahasan Perda Penertiban Umum. “Tadinya kami mau rapat, tapi karena kondisinya kacau sehingga rapat dibatalkan. Padahal Ketua DPRD pak Ikbal Ruray mau membukanya,”kata Ketua Komisi I Mubin A Wahid. Dia juga menyesalkan aksi yang dilakukan mahasiswa tersebut. “Silahkan menyampaikan aspirasi, tapi jangan dengan cara begini,”pintanya.
Sementara itu akibat insiden ini sopir ketua DPRD yang bernama Abbas lemparan batu. Untung kondisinya tak terlalu membahayakan, meskipun lengan kanannya terluka.(rid/onk).
Akibat insiden ini, Komisi I membatalkan agenda pembahasan Perda Penertiban Umum. “Tadinya kami mau rapat, tapi karena kondisinya kacau sehingga rapat dibatalkan. Padahal Ketua DPRD pak Ikbal Ruray mau membukanya,”kata Ketua Komisi I Mubin A Wahid. Dia juga menyesalkan aksi yang dilakukan mahasiswa tersebut. “Silahkan menyampaikan aspirasi, tapi jangan dengan cara begini,”pintanya.
Sementara itu akibat insiden ini sopir ketua DPRD yang bernama Abbas lemparan batu. Untung kondisinya tak terlalu membahayakan, meskipun lengan kanannya terluka.(rid/onk).
-----------------------------------------------------------------------------------
Belum Miliki Gedung Permanen
TERNATE – Polsek Pulau Ternate, sampai saat ini belum memiliki gedung sendiri.
“Kami pakai gedung SKB,”aku anggota Polsek Pulau Ternate, La Ure.
Selain itu, gedung Resintel yang berada di samping polsek, kondisinya rusak. Pantauan Malut Post, gedung tersebut tak terurus lagi, bahkan samping kirinya tersebut sudah berlubang.(tr-02/onk)
.
Selain itu, gedung Resintel yang berada di samping polsek, kondisinya rusak. Pantauan Malut Post, gedung tersebut tak terurus lagi, bahkan samping kirinya tersebut sudah berlubang.(tr-02/onk)
.
-----------------------------------------------------------------------------------
Tes CPNS Belum Jelas
TERNATE – Sampai saat ini, pelaksanaan tes CPNS belum bisa dipastikan kapan berlangsung.
Menurut Kepada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Ternate Junus Yau, sampai saat ini kuota formasi yang diusulkan belum direspon BKN serta Kemenpan dan RB. “Memang dalam rapat dengan BKN direncanakan bulan Juli, namun sampai sekarang belum ada kabar lanjutnya,”kata Junus. Bisa saja digelar September, namun jika tak jadi maka kemungkinan ditunda tahun depan. “Kalau untuk tes honorer kategori 2, dilakukan tahun ini,”pungkas mantan pengurus HMI Cabang Manado ini.(sam/onk).