Posted by : Muhammad Rachman Afandi Esa
Wednesday, 24 October 2012
Kekayaan Bangsa Indonesia tak hanya dari suku dan
bahasanya saja, tapi juga keanekaragaman musik tradisionalnya. Salah
satunya adalah Triton atau yang biasa disebut Tabura oleh masyarakat
Pesisir Papua. Triton adalah alat musik tiup yang berasal dari alam
berupa kerang besar yang dengan teknik tertentu apabila kerang tersebut
ditiup maka akan menghasilkan bunyi yang menggema.
Konon suara tersebut sebagai pertanda panggilan kepada orang lain. Biasanya orang tua kepada anaknya atau panggilan kepala suku untuk warganya. Hingga Triton dikenal juga sebagai musik komunikasi.
Faldo dan Frence adalah peniup Triton pada upacara Pembukaan Rainas X tahun 2012 yang tergabung dalam Tim Tari Raimuna. Namun khusus meniup Triton, mereka mengaku sudah mengenalnya sejak kecil. “Memang sudah dari kecil, saya latih-latih dan semakin berlatih semakin bisa yang penting pernafasan,” ungkap Faldo yang kini duduk di kelas 3 SMK YPK Serui, Papua.
Bahkan Frence menemukan kerang besar yang selalu menajdi teman setianya itu saat sedang berenang. “Ini saya cari sendiri pas lihat, langsung mabil,” ujar Frence yang memberi tips agar selalu berlatih pernafasan agar saat mulut dikembungkan dan mulut diusahakan menutup seluruh lubang di kerang yang tak lebih dari uang logam 500 rupiah, suara Triton akan terdengar sempurna.
Menurut Kak Steven, Penanggungjawab Tari Raimuna pada penyelenggaraan Rainas X penari Tari Raimuna ini direkrut dari oleh Kwarcab 2605 Kabupaten Kepulauan Yapen. Yang sudah berlatih sekitar 6 bulan untuk dapat menarikan tarian tradisi ini dengan baik. Terlebih penyelenggaraan Rainas X sangat istimewa bagi mereka karena Kata Raimuna memang berasal dari daerah Papua.
Sifat tarian ini memang gembira yang dianalogikan sebagai tarian pesta. Digambarkan dengan Kedatangan Pramuka seluruh Indonesia “Mereka bertukar pengalaman, bertukar ilmu sampai bertemu di pelaksanaan Raimuna berikutnya,” ungkap Kak Steven.
Presiden Soeharto, Presiden SBY penah melalui prosesi injak piring dalam rangkaian Tari Raimuna pada pelaksanaan Raimuna sebelumnya. Kini tiba saatnya wakil Presiden Boediono yang diperkenankan menginjak piring sekaligus ungkapan selamat datang di tanah Papua.
(Humas Kwarnas/Dd)
Konon suara tersebut sebagai pertanda panggilan kepada orang lain. Biasanya orang tua kepada anaknya atau panggilan kepala suku untuk warganya. Hingga Triton dikenal juga sebagai musik komunikasi.
Faldo dan Frence adalah peniup Triton pada upacara Pembukaan Rainas X tahun 2012 yang tergabung dalam Tim Tari Raimuna. Namun khusus meniup Triton, mereka mengaku sudah mengenalnya sejak kecil. “Memang sudah dari kecil, saya latih-latih dan semakin berlatih semakin bisa yang penting pernafasan,” ungkap Faldo yang kini duduk di kelas 3 SMK YPK Serui, Papua.
Bahkan Frence menemukan kerang besar yang selalu menajdi teman setianya itu saat sedang berenang. “Ini saya cari sendiri pas lihat, langsung mabil,” ujar Frence yang memberi tips agar selalu berlatih pernafasan agar saat mulut dikembungkan dan mulut diusahakan menutup seluruh lubang di kerang yang tak lebih dari uang logam 500 rupiah, suara Triton akan terdengar sempurna.
Menurut Kak Steven, Penanggungjawab Tari Raimuna pada penyelenggaraan Rainas X penari Tari Raimuna ini direkrut dari oleh Kwarcab 2605 Kabupaten Kepulauan Yapen. Yang sudah berlatih sekitar 6 bulan untuk dapat menarikan tarian tradisi ini dengan baik. Terlebih penyelenggaraan Rainas X sangat istimewa bagi mereka karena Kata Raimuna memang berasal dari daerah Papua.
Sifat tarian ini memang gembira yang dianalogikan sebagai tarian pesta. Digambarkan dengan Kedatangan Pramuka seluruh Indonesia “Mereka bertukar pengalaman, bertukar ilmu sampai bertemu di pelaksanaan Raimuna berikutnya,” ungkap Kak Steven.
Presiden Soeharto, Presiden SBY penah melalui prosesi injak piring dalam rangkaian Tari Raimuna pada pelaksanaan Raimuna sebelumnya. Kini tiba saatnya wakil Presiden Boediono yang diperkenankan menginjak piring sekaligus ungkapan selamat datang di tanah Papua.
(Humas Kwarnas/Dd)